Kelompok
16
Arifa Ulia Bahri_131301053 (vygotsky)
Riyan Kurnia Aswari_121301060 (vygotsky)
Azrah s_131301017 (brofenbrenner)
Elvira Deviyanti N_131301041 ( brofenbrenner)
Khalishah Fitri_131301049 (vygotsky)
Arifa Ulia Bahri_131301053 (vygotsky)
Riyan Kurnia Aswari_121301060 (vygotsky)
Azrah s_131301017 (brofenbrenner)
Elvira Deviyanti N_131301041 ( brofenbrenner)
Khalishah Fitri_131301049 (vygotsky)
Kali ini saya akan
membahas tentang teori perkembangan kognitif menurut Vygotsky yang nantinya
akan saya hubungkan dengan pengalaman yang saya ketahui yang berhubungan dengan
teori vygotsky. Sebelum kita mengetahui teorinya, kita harus tau dulu dong
siapa sih Vygotsky itu. Berikut saya paparkan biografi singkat Vygotsky ~ :)
BIOGRAFI VYGOTSKY
Lev Semyonovich Vygotsky
lahir pada tahun 1896 di Tsarist Russia, di suatu kota Orscha, Belorussia dari
keluarga kelas menengah Keturunan Yahudi. Dia tumbuh dan besar di Gomel, suatu
kota sekitar 400 mil bagian barat Moscow. Sewaktu dia masih muda, dia tertarik
pada studi-studi kesusastraan dan analisis sastra, dan menjadi seorang penyair
dan Filosof.
Memasuki usia 18 tahun,
dia menulis suatu ulasan tentang Shakespeare's Hamlet yang kemudian dimasukkan
dalam satu dari berbagai tulisannya mengenai psikologi. Dia memasuki sekolah
kedokteran di Universitas Moscow dan dalam waktu yang tidak lama kemudian dia
pindah ke sekolah hukum sambil mengambil studi kesusastraan pada salah satu
universitas swasta. Dia menjadi tertarik pada psikologi pada umur 28 tahun.
Vygotsky mengajar kesusatraan
di suatu sekolah sebelum memberi kuliah psikologi pada suatu sekolah keguruan.
Dia dipercaya membawakan kuliah psikologi walaupun secara formal tidak pernah
mengambil studi psikologi. Dari sinilah dia semakin tertarik dengan kajian
psikologi sehingga menulis disertasi Ph.D. mengenai ”Psychology of Art” di
Moscow Institute of Psychology pada tahun 1925.
Vygotsky bekerja
kolaboratif bersama Alexander Luria and Alexei Leontiev dalam membuat dan
menyusun proposal penelitian yang sekarang ini dikenal dengan pendekatan Vygotsky.
Selama hidupnya Vygotsky mendapat tekanan yang begitu besar dari pemegang
kekuasaan dan para penganut idelogi politik di Rusia untuk mengadaptasi dan
mengembangkan teorinya.
Setelah dia meninggal
pada usia yang masih dibilang sangat muda (38 tahun), pada tahun 1934 akibat
menderita penyakit tuberculosis (TBC), barulah seluruh ide dan teorinya
diterima oleh pemerintah dan tetap dianut dan dipelajari oleh mahasiswanya.
Kepeloporannya dalam
meletakkan dasar tentang psikologi perkembangan telah banyak mempengaruhi
sekolah pendidikan di Rusia yang kemudian teorinya berkembang dan dikenal luas
di seluruh dunia hingga saat ini.
Nah kita kan udah tau tuh biografinya, sekarang kita bahas teori
perkembangannya yaaaaaa ~
Teori perkembangan kognitif Vygotsky
Seperti Piaget, Vygotsky menekankan
bahwa anak-anak secara aktif menyusun pengetahuan mereka. Akan tetapi menurut
Vygotsky, fungsi-fungsi mental memiliki koneksi-koneksi sosial. Jadi Vygotsky
menyatakan bahwa perkembangan kognitif anak dapat dibantu oleh lingkungan
sekitarnya dengan adanya bantuan dari orang dewasa maupun teman sebayanya yang
lebih ahli atau paham tentang suatu permasalahan.
Ada tiga klaim dalam inti pandangan
vygotsky :
- Keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila dianalisis dan diinterpretasikan secara developmental
- Kemampuan kognitif dimediasi dengan kata, bahasa, dan bentuk diskursus, yang berfungsi sebagai alat psikologis untuk membantu dan mentrasformasi aktivitas mental
- Kemampuan kognitif berasal dari relasi social dan diperngaruhi oleh latar belakang sosiokultural
Di dalam ketiga klaim dasar ini,
vygotsky mengajukan gagasan yang unik tentang hubungan pembelajaran dan
perkembangan.
1.
Konsep Zona Perkembangan Proksimal
(ZPD)
Zona Perkembangan Proksimal adalah
istilah Vygotsky untuk rangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak seorang
diri tetapi dapat dipelajari dengan bantuan dan bimbingan orang dewasa atau
anak-anak yang lebih mampu. Meskipun pada akhirnya
anak-anak akan mempelajari sendiri beberapa konsep melalui pengalaman
sehari-hari yang dialaminya, Vygotsky percaya bahwa anak akan jauh lebih
berkembang jika berinteraksi dengan orang lain
Menurut pengalaman saya, pada
saat di sekolah saya tidak terlalu paham dengan penjelasan guru tentang materi
matematika, karena menurut saya penjelasannya terlalu rumit dan sulit untuk
dimengerti, kemudian guru tersebut memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah. Daripada
saya mengerjakan tugas sendiri yang kemungkinan akan berlangsung sangat lama
karena saya harus mencari pemahaman sendiri, lebih baik saya meminta bantuan
teman saya yang sudah paham untuk menjelaskan materi tersebut.
2.
Konsep Scaffolding
Scaffolding
ialah perubahan tingkat dukungan. Scaffolding adalah istilah terkait
perkembangan kognitif yang digunakan Vygotsky untuk mendeskripsikan perubahan
dukungan selama sesi pembelajaran, dimana orang yang lebih terampil mengubah
bimbingan sesuai tingkat kemampuan anak.
Seperti
misalnya pada saat saya SD, kami di sekolah sudah mulai mempelajari tentang
bagaimana cara menggunakan Microsoft Word. Hal pertama yang dilakukan oleh guru
kami adalah mengajarkan kami bagaimana caranya menyalakan dan mematikan computer.
Jadi beliau memandu kami untuk melakukan hal tersebut bersama-sama. Kemudian dipembelajaran
selanjutnya kami sudah bisa menyalakan computer sendiri tanpa bantuan guru. Setelah
itu guru menjelaskan bagaimana cara membuka program Microsoft Word, beliau
menjelaskan dan membantu untuk melakukan pembelajaran, sehingga kami sudah bisa
melakukannya sendiri. Pada pembelajaran berikutnya guru akan menjelaskan
tentang bagaimana cara mengoperasikan Microsoft Word, mengajarkan setahap demi
setahap di setiap pembelajaran. Hingga pada akhirnya saya bisa mengoperasikan
Microsoft Word seperti saat sekarang ini ~hehehhe
3.
Bahasa dan Pemikiran
Menurut Vygotsky, anak menggunakan
pembicaraan bukan saja untuk komunikasi sosial, tetapi juga untuk merencanakan,
membimbing, dan memonitor perilaku mereka dengan cara mereka sendiri.
Seperti misalnya saya dan pastinya kita
sering berbicara didalam hati yang pastinya muncul karena adanya suatu
pemikiran-pemikiran berdasarkan apa yang kita lihat, dengar dan rasakan. jika saya melakukan hal ini, apa yang akan terjadi, apa akibat yang akan timbul ari perbuatan saya. jadi mereka bisa mengontrol perbuatan mereka dengan pemikirannya.